I. Definisi Hewan Coba
Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik.
Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.
Hewan percobaan yang biasa digunakan pada penelitian farmakologi antara lain :
ü Mencit
ü Tikus
ü Kelinci
ü Hamster
ü Kucing
ü Kera
ü Anjing
II. Jenis Hewan Coba
ü Cendrung berkumpul bersama
ü Penakut, fotofobik
ü Lebih aktif pada malam hari
ü Aktivitas terhambat dengan kehadiran manusia
ü Tidak mengigit
ü Cara memperlakukan mencit :
Dengan tangan kanan angkat ekornya dan
biarkan mencit menjangkau kawat
biarkan mencit menjangkau kawat
kandang dengan kaki depannya, tarik
sedikit ekornya.
Dengan tangan kiri, cubit kulit diantara 2
telinga dan 3 jari yang lain memegang
kulit punggung
Ekor dijepit diantara jari manis dan
kelingking
telinga dan 3 jari yang lain memegang
kulit punggung
Ekor dijepit diantara jari manis dan
kelingking
ü Sangat cerdas
ü Tidak begitu fotofobik
ü Aktivitasnya tidak terhambat dengan kehadiran manusia
ü Bila diperlakukan kasar atau dalam keadaan defisiensi nutrisi, cendrung menjadi galak dan sering menyerang
ü Dapat hidup sendiri di kandangnya
ü Cara memperlakukan tikus :
· Angkat dengan cara memegang bagian ujung ekor, letakkan pada kawat kandang.
· Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk “mengunci” tengkuknya, sementara ibu jari menjepit kaki depan.
· Untuk perlakuan yang hanya memerluka n ekor, masukkan ke dalam “holder”.
ü Jarang bersuara kecuali dalam kondisi nyeri yang luar biasa.
ü Cendrung berontak bila kenyamannya terganggu.
ü Sangat rentan terhadap angin langsung dan udara dingin.
ü Untuk perlakuan yang hanya memerlukan kepala, masukkan ke dalam “holder”.
ü Cara memperlakukan kelinci :
· Perlakukan dengan halus.
· Jangan memegang telinga saat mengangkat / menangkap.
· Pegang kulit leher kelinci dengan
tangan kiri.
tangan kiri.
· Dekapkan kearah tubuh.
III. Pengambilan Darah
Darah yang diambil tidak boleh terlalu besar volumenya supaya tidak terjadi syok hipovolemik, tetapi juga tidak boleh sedikit-sedikit tapi sering karena bisa menimbulkan anemia.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat diberikan cairan pengganti atau cairan exsanguinis. Misalnya : cairan fisiologis NaCl 0,9% / glukosa 5%.
Jumlah darah maksimal yang boleh diambil :
§ 10% total volume darah /2-4 minggu, atau
§ 1% total volume darah / 24 jam.
A. Mencit
Ada 4 lokasi tempat pengambilan darah :
ü Sinus orbitalis mata
ü Vena lateral pada ekor
ü Vena saphena kaki
ü Intrakardial
B. Tikus
Tempat pengambilan sama seperti mencit
C. Kelinci
Ada 4 lokasi tempat pengambilan darah :
ü Vena marginalis telinga
ü Vena jugularis
ü Vena saphena kaki
ü Intrakardial
IV. Rute Pemberian Obat
1. Oral
ü Mencit dan tikus :
Pegang mencit sesuai dengan cara yang disebutkan sebelumnya sehingga leher mencit dalam keadaan lurus. Kemudian masukkan suntikan oral kedalam mulut sampai esophagus (posisi suntikan oral yang dimasukkan tegak lurus)
http://www.theodora.com/rodent_laboratory/images/oral_gavage.jpg |
ü Kelinci :
Pemberian per-oral dengan menggunakan selang kateter. Selang kateter dimasukkan kedalam mulut kelinci , untuk memastikan selang tersebut masuk ke dalam rongga mulut maka ujung selang yang satu dimasukkan ke dalam beaker glas yang berisi air. Jika belum tepat maka akan timbul gelembung-gelembung dalam air.
2. Subkutan
ü Mencit,tikus dan kelinci :
Obat disuntikkan di bawah kulit daerah tengkuk (di leher bagian atas) dengan terlebih dahulu mencubit kulitnya, lalu suntikkan dengan sudut 45 derajat.
http://www.theodora.com/rodent_laboratory/injections.html |
3. Intravena
ü Mencit dan tikus :
Masukkan hewan ke dalam “holder” sehingga ekor terjulur ke luar. Obat disuntikkan pada vena ekor (vena lateral) dengan terlebih dahulu vena ekor di dilatasi menggunakan alkohol atau xylol.
http://www.theodora.com/rodent_laboratory/injections.html |
ü Kelinci :
Obat disuntikkan pada vena marginalis telinga. Bulu telinga harus dahulu dicukur.
4. Intraperitoncal
ü Mencit dan tikus :
· Hewan dipegang sesuai ketentuan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
· Pada saat penyuntikkan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen yaitu dengan menunggingkan mencit atau tikus .
· Jarum disuntikkan sehingga membentuk sudut 46 derajat dengan abdomen, posisi jarum agak menepi dari garis tengah (linea alba) untuk menghindari agar tidak mengenai organ di dalam peritoneum.
http://www.theodora.com/rodent_laboratory/injections.html |
ü Kelinci :
Jarang dilakukan